TUTORIAL #3 AIR_BAKU
Sesuai dengan namanya Hidroponik, maka unsur yang sangat penting di sini adalah unsur air.
Semua makhluk di dunia ini pasti memerlukan air, begitu juga tanaman. Tanaman bisa tumbuh besar, di manapun ditanam, disebabkan karena akar tanaman mengisap air, dan untuk pertumbuhan yang baik tentunya air yang mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman.
Dalam hidroponik, tanaman yang kita tanam memerlukan nutrisi. Untuk melarutkan nutrisi tersebut, kita memerlukan AIR BAKU
Kita mulai dengan defenisi Air Baku :
1. DEFINISI AIR BAKU
Sumber air baku memegang peranan penting untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk industri air minum, air untuk industri manufacturer, air untuk kebutuhan rumah tangga, air untuk tanaman, dan lainnya.
Air baku (dalam bahasa lnggris disebut juga sebagai raw water ) bisa berasal dari berbagai sumber seperti: mata air, sungai, sumur dalam (artesis), sumur gali.
Di beberapa negara maju, air baku berasal dari proses distilasi/ penyulingan air laut, pengolahan dari salju, pengolahan dari air hujan, dll.
2. KUALITAS AIR BAKU
Standard kualitas air baku ditetapkan berdasarkan sifat-sifat: fisik, kimia, radio aktif maupun bakteriologis yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
PENGGOLONGAN AIR BAKU MENURUT PENGGUNAANNYA
Penggolongan air baku menurut penggunaannya dibagi dalam 3 kelas, yaitu :
Kelas I :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air minum atau penggunaan lainnya yang membutuhkan setara itu
Kelas II :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dll
Kelas III :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan persawahan dan keperluan lainnya yang tidak memerlukan kualitas tinggi namun tetap aman tidak beracun.
Untuk penggunaan menyirami tanaman di kebun maupun untuk keperluan hidroponik kita bisa menggunakan air Kelas II
Sekarang bagaimana cara kita mengecek air baku?
4. PENGECEKAN AIR BAKU
Cara memeriksa air baku secara sederhana, adalah dengan memperhatikan hal hal berikut ini :
1. Kejernihan air, pastikan air yang akan digunakan tidak keruh.
2. Tidak berbau, di beberapa daerah yg airnya berbau besi atau bahan kimia, berarti air tersebut sudah terkontaminasi.
3. PH air mendekati netral.
4. Tidak mengandung bakteri jahat, misalnya : E-Coli, Salmonella, dll.
Selanjutnya kita akan membahas tentang air baku untuk tanaman hidroponik kita.
AIR BAKU UNTUK TANAMAN HIDROPONIK
Mengingat sifat osmosis dari akar tanaman dan juga diperlukan adanya aliran air, maka air baku yang kita gunakan perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :
Tutor Monica sj: A. Air dengan kandungan mineral yang rendah
Mengapa harus dengan kandungan mineral rendah? Karena mineral air yang tinggi belum tentu bermanfaat buat tanaman, bahkan ada mineral yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Contoh : air PDAM, selain mengandung kaporit, juga mengandung mineral yang sangat tinggi ada yang di atas 250 ppm.
Dengan kadar mineral yang tinggi ini, mineral2 tersebut tidak semuanya berguna bagi tanaman, dan akan menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Juga dengan adanya kaporit, pH air cenderung tinggi.
Idealnya untuk tanaman Hidroponik adalah air dengan kadar mineralnya antara 0-200 ppm. Dengan kadar mineral yang rendah, kandungan nutrisi yang kita berikan akan menjadi lebih tepat sesuai kebutuhan tanaman.
Untuk mendapatkan air baku yang ideal, kita bisa mensiasati dengan cara :
1. Filter air, secara sederhana kita juga bisa mem-filter air dgn bahan dacron, zeolit, pasir dan carbon aktif.
2. Memakai air hujan, tetapi harus diendapkan dulu selama satu malam, mengingat di udara terdapat banyak partikel2 lain yang dibawa oleh air hujan.
3. Air buangan dari AC, air ini sangat bagus karena merupakan air suling yang jelas akan rendah mineral.
4. Juga dapat menggunakan air RO, tapi jelas akan mahal, dan air RO juga prosesnya sama yaitu filterisasi.
5. Ada juga yang menggunakan Air Minum Dalam Kemasan. Inipun jelas akan menjadi mahal sekali, dan kebanyakan AMDK cenderung Alkaline (basa) yang pH-nya diatas 7.
Sekarang kita sudah mengerti mengenai kadar mineral dalam Air Baku.
aktor berikutnya yang perlu diperhatikan untuk air baku yang kita gunakan adalah :
B. Rentang pH (Potential of Hydrogen, atau Power of Hydrogen)
Untuk tanaman hidroponik, secara umum rentang pH yang baik adalah antara 5,5 - 6,5.
Di luar rentang tersebut akan menyebabkan nutrisi tidak dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman.
Perlu dicatat bahwa pH yang dimaksud adalah pH Nutrisi, BUKAN PH AIR BAKU.
Maksudnya adalah, air baku yang sudah dicampurkan nutrisi pekatan.
Bila air baku yang sudah bercampur nutrisi memiliki pH di luar rentang tersebut, maka kita bisa meng-adjustnya dengan menggunakan larutan pH up atau pH down.
Larutan ini bisa dibeli di toko pertanian atau juga di toko kimia.
Kalau sementara waktu/darurat bisa memakai cuka dapur untuk menurunkan pH dan memakai Baking Soda (soda kue) untuk menaikan pH, tetapi hasil ph-nya kurang stabil.
Mengapa ph nutrisi tanaman kita harus di range 5.5-6.5?
Karena jika PH di bawah 5,5 itu cenderung asam. Hal ini akan merusak sel-sel perakaran tanaman sehingga tanaman akan bertubuh kerdil.
Sedangkan pH di atas 6.5 bersifat basa yang mengakibatkan unsur-unsur micro terikat dan tidak dapat diserap oleh akar yang mengakibatkan tumbuhan keracunan.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya PH air, biasanya memakai alat PH
Faktor berikutnya yang penting untuk air baku yang kita gunakan adalah :
C. Temperature/Suhu
Temperature Nutrisi yang baik adalah berkisar suhu kamar ~ 25 derajat C. Pada suhu tersebut pertumbuhan tanaman akan positif dan maksimal.
Temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan kenaikan pH dan juga kepekatan nutrisi larutan. Nutrisi menjadi sulit diserap oleh akar, karena itu kita perlu mengendalikan temperatur air.
D. Kepekatan Nutrisi
Dalam berhidroponik mengukur padatan larutan atau kepekatan nutrisi sangat penting karena kita dapat mengetahui berapa banyak nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.
Kepekatan nutrisi dalam larutan bisa diukur dengan suatu alat yang bernama TDS meter atau bisa juga dengan EC meter.
Berhubung guru besar dari Graceful Hydroponic terbiasa menggunakan satuan kepekatan dalam PPM (Part Per Million), maka kita juga menggunakan satuan PPM untuk kepekatan nutrisi kita dengan menggunakan alat TDS meter
Apa yang dimaksud dengan satuan PPM?
PPM adalah perbandingan berat suatu senyawa dalam satu juta bagian suatu system (dalam hal ini system = air)
Agar tanaman bisa bertumbuh maksimal maka tingkat Kepekatan Nutrisi untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda sesuai dengan sifat masing2 dari tanaman itu sendiri.
Kepekatan nutrisi setiap jenis tanaman akan dibahas lebih detail pada tutorial berikutnya tentang nutrisi.
Agar ada sedikit bayangan, saya berikan beberapa contoh saja :
Brokoli 1800 - 2500 ppm
Cabe 1400 - 1750 ppm
Seledri 1400 - 1750 ppm
Timun 1400 - 1750 ppm
Selada 700 - 1050 ppm
Pakcoy 1050 - 1400 ppm
Tomat 1400 - 3200 ppm
Contoh ini diambil dari salah satu produk nutrisi AB mix yg kita pakai.
Bila produk AB mix dari merk lain, biasanya berbeda pula perhitungannya.
[12:29, 10/14/2019] Tutor Monica sj: Jadi dari penjelasan di atas dapat kita disimpulkan sbb :
[12:29, 10/14/2019] Tutor Monica sj: 6. KESIMPULAN :
A. Air baku merupakan kebutuhan penting bagi mahluk hidup di dunia ini, baik untuk keperluan umat manusia, hewan dan tumbuhan.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk bisa memahami dan dapat menggunakannya dengan baik, sehingga bisa mendapatkan manfaat bagi kehidupan
[12:30, 10/14/2019] Tutor Monica sj: Untuk keperluan hidroponik, urutan Air Baku yang Ideal dari yang terbaik sampai yang baik :
(Air baku yang bisa digunakan)
1. Air Hujan (ppm sekitar 10-20) Bagus, murah bahkan gratis.
2. Air buangan AC (ppm skitar 18 - 30)
3. Air isi ulang (ppm skitar 30).
Murah 1 galon sekitar Rp 7.000
4. Air AMDK merk :
Amidis (ppm 0)
Ron 88 (ppm belasan)
Aqua (ppm 20an)
Merek lain-lain (ppm 30an)
Point 4 kekurangannya :
> tidak ekonomis dan akan menjadi mahal kalau dipakai berhidro
5. Air tanah / sumur (ppm 100 - 300)
6. Air PDAM yg dianginkan selama seminggu.
Terakhir saya mau tambahkan untuk teman-teman grup Q... seperti yang sudah disampaikan di tutorial sebelumnya , saat ini kita hanya belajar beberapa teknik dasar berhidro.
Selama kita belajar dasar2 berhidro, kami sangat menyarankan untuk tidak berinvestasi berlebihan, termasuk juga investasi alat2 di atas (ph meter dan tds)
Jika nanti Bapak Ibu sudah memiliki PASSION sebagai petani hidroponik, tentunya alat-alat tersebut diperlukan.
Masih ada cara lain yang akan kami ajarkan untuk kita bisa tetap berhidro tanpa harus menggunakan alat2 tersebut terlebih dahulu.
Karena itu... ikuti saja step by step proses pembelajaran yg akan kami diberikan.
Kami pasti akan memberitahukan ada saat yang tepat, bila Bapak Ibu harus mulai berinvestasi seperti contoh alat-alat yang disebutkan di atas.
Demikian tutorial siang ini tentang Air Baku
Sesuai dengan namanya Hidroponik, maka unsur yang sangat penting di sini adalah unsur air.
Semua makhluk di dunia ini pasti memerlukan air, begitu juga tanaman. Tanaman bisa tumbuh besar, di manapun ditanam, disebabkan karena akar tanaman mengisap air, dan untuk pertumbuhan yang baik tentunya air yang mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman.
Dalam hidroponik, tanaman yang kita tanam memerlukan nutrisi. Untuk melarutkan nutrisi tersebut, kita memerlukan AIR BAKU
Kita mulai dengan defenisi Air Baku :
1. DEFINISI AIR BAKU
Sumber air baku memegang peranan penting untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk industri air minum, air untuk industri manufacturer, air untuk kebutuhan rumah tangga, air untuk tanaman, dan lainnya.
Air baku (dalam bahasa lnggris disebut juga sebagai raw water ) bisa berasal dari berbagai sumber seperti: mata air, sungai, sumur dalam (artesis), sumur gali.
Di beberapa negara maju, air baku berasal dari proses distilasi/ penyulingan air laut, pengolahan dari salju, pengolahan dari air hujan, dll.
2. KUALITAS AIR BAKU
Standard kualitas air baku ditetapkan berdasarkan sifat-sifat: fisik, kimia, radio aktif maupun bakteriologis yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
PENGGOLONGAN AIR BAKU MENURUT PENGGUNAANNYA
Penggolongan air baku menurut penggunaannya dibagi dalam 3 kelas, yaitu :
Kelas I :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air minum atau penggunaan lainnya yang membutuhkan setara itu
Kelas II :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dll
Kelas III :
Air yang peruntukkannya dapat digunakan persawahan dan keperluan lainnya yang tidak memerlukan kualitas tinggi namun tetap aman tidak beracun.
Untuk penggunaan menyirami tanaman di kebun maupun untuk keperluan hidroponik kita bisa menggunakan air Kelas II
Sekarang bagaimana cara kita mengecek air baku?
4. PENGECEKAN AIR BAKU
Cara memeriksa air baku secara sederhana, adalah dengan memperhatikan hal hal berikut ini :
1. Kejernihan air, pastikan air yang akan digunakan tidak keruh.
2. Tidak berbau, di beberapa daerah yg airnya berbau besi atau bahan kimia, berarti air tersebut sudah terkontaminasi.
3. PH air mendekati netral.
4. Tidak mengandung bakteri jahat, misalnya : E-Coli, Salmonella, dll.
Selanjutnya kita akan membahas tentang air baku untuk tanaman hidroponik kita.
AIR BAKU UNTUK TANAMAN HIDROPONIK
Mengingat sifat osmosis dari akar tanaman dan juga diperlukan adanya aliran air, maka air baku yang kita gunakan perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :
Tutor Monica sj: A. Air dengan kandungan mineral yang rendah
Mengapa harus dengan kandungan mineral rendah? Karena mineral air yang tinggi belum tentu bermanfaat buat tanaman, bahkan ada mineral yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Contoh : air PDAM, selain mengandung kaporit, juga mengandung mineral yang sangat tinggi ada yang di atas 250 ppm.
Dengan kadar mineral yang tinggi ini, mineral2 tersebut tidak semuanya berguna bagi tanaman, dan akan menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Juga dengan adanya kaporit, pH air cenderung tinggi.
Idealnya untuk tanaman Hidroponik adalah air dengan kadar mineralnya antara 0-200 ppm. Dengan kadar mineral yang rendah, kandungan nutrisi yang kita berikan akan menjadi lebih tepat sesuai kebutuhan tanaman.
Untuk mendapatkan air baku yang ideal, kita bisa mensiasati dengan cara :
1. Filter air, secara sederhana kita juga bisa mem-filter air dgn bahan dacron, zeolit, pasir dan carbon aktif.
2. Memakai air hujan, tetapi harus diendapkan dulu selama satu malam, mengingat di udara terdapat banyak partikel2 lain yang dibawa oleh air hujan.
3. Air buangan dari AC, air ini sangat bagus karena merupakan air suling yang jelas akan rendah mineral.
4. Juga dapat menggunakan air RO, tapi jelas akan mahal, dan air RO juga prosesnya sama yaitu filterisasi.
5. Ada juga yang menggunakan Air Minum Dalam Kemasan. Inipun jelas akan menjadi mahal sekali, dan kebanyakan AMDK cenderung Alkaline (basa) yang pH-nya diatas 7.
Sekarang kita sudah mengerti mengenai kadar mineral dalam Air Baku.
aktor berikutnya yang perlu diperhatikan untuk air baku yang kita gunakan adalah :
B. Rentang pH (Potential of Hydrogen, atau Power of Hydrogen)
Untuk tanaman hidroponik, secara umum rentang pH yang baik adalah antara 5,5 - 6,5.
Di luar rentang tersebut akan menyebabkan nutrisi tidak dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman.
Perlu dicatat bahwa pH yang dimaksud adalah pH Nutrisi, BUKAN PH AIR BAKU.
Maksudnya adalah, air baku yang sudah dicampurkan nutrisi pekatan.
Bila air baku yang sudah bercampur nutrisi memiliki pH di luar rentang tersebut, maka kita bisa meng-adjustnya dengan menggunakan larutan pH up atau pH down.
Larutan ini bisa dibeli di toko pertanian atau juga di toko kimia.
Kalau sementara waktu/darurat bisa memakai cuka dapur untuk menurunkan pH dan memakai Baking Soda (soda kue) untuk menaikan pH, tetapi hasil ph-nya kurang stabil.
Mengapa ph nutrisi tanaman kita harus di range 5.5-6.5?
Karena jika PH di bawah 5,5 itu cenderung asam. Hal ini akan merusak sel-sel perakaran tanaman sehingga tanaman akan bertubuh kerdil.
Sedangkan pH di atas 6.5 bersifat basa yang mengakibatkan unsur-unsur micro terikat dan tidak dapat diserap oleh akar yang mengakibatkan tumbuhan keracunan.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya PH air, biasanya memakai alat PH
Faktor berikutnya yang penting untuk air baku yang kita gunakan adalah :
C. Temperature/Suhu
Temperature Nutrisi yang baik adalah berkisar suhu kamar ~ 25 derajat C. Pada suhu tersebut pertumbuhan tanaman akan positif dan maksimal.
Temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan kenaikan pH dan juga kepekatan nutrisi larutan. Nutrisi menjadi sulit diserap oleh akar, karena itu kita perlu mengendalikan temperatur air.
D. Kepekatan Nutrisi
Dalam berhidroponik mengukur padatan larutan atau kepekatan nutrisi sangat penting karena kita dapat mengetahui berapa banyak nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.
Kepekatan nutrisi dalam larutan bisa diukur dengan suatu alat yang bernama TDS meter atau bisa juga dengan EC meter.
Berhubung guru besar dari Graceful Hydroponic terbiasa menggunakan satuan kepekatan dalam PPM (Part Per Million), maka kita juga menggunakan satuan PPM untuk kepekatan nutrisi kita dengan menggunakan alat TDS meter
Apa yang dimaksud dengan satuan PPM?
PPM adalah perbandingan berat suatu senyawa dalam satu juta bagian suatu system (dalam hal ini system = air)
Agar tanaman bisa bertumbuh maksimal maka tingkat Kepekatan Nutrisi untuk setiap jenis tanaman berbeda-beda sesuai dengan sifat masing2 dari tanaman itu sendiri.
Kepekatan nutrisi setiap jenis tanaman akan dibahas lebih detail pada tutorial berikutnya tentang nutrisi.
Agar ada sedikit bayangan, saya berikan beberapa contoh saja :
Brokoli 1800 - 2500 ppm
Cabe 1400 - 1750 ppm
Seledri 1400 - 1750 ppm
Timun 1400 - 1750 ppm
Selada 700 - 1050 ppm
Pakcoy 1050 - 1400 ppm
Tomat 1400 - 3200 ppm
Contoh ini diambil dari salah satu produk nutrisi AB mix yg kita pakai.
Bila produk AB mix dari merk lain, biasanya berbeda pula perhitungannya.
[12:29, 10/14/2019] Tutor Monica sj: Jadi dari penjelasan di atas dapat kita disimpulkan sbb :
[12:29, 10/14/2019] Tutor Monica sj: 6. KESIMPULAN :
A. Air baku merupakan kebutuhan penting bagi mahluk hidup di dunia ini, baik untuk keperluan umat manusia, hewan dan tumbuhan.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk bisa memahami dan dapat menggunakannya dengan baik, sehingga bisa mendapatkan manfaat bagi kehidupan
[12:30, 10/14/2019] Tutor Monica sj: Untuk keperluan hidroponik, urutan Air Baku yang Ideal dari yang terbaik sampai yang baik :
(Air baku yang bisa digunakan)
1. Air Hujan (ppm sekitar 10-20) Bagus, murah bahkan gratis.
2. Air buangan AC (ppm skitar 18 - 30)
3. Air isi ulang (ppm skitar 30).
Murah 1 galon sekitar Rp 7.000
4. Air AMDK merk :
Amidis (ppm 0)
Ron 88 (ppm belasan)
Aqua (ppm 20an)
Merek lain-lain (ppm 30an)
Point 4 kekurangannya :
> tidak ekonomis dan akan menjadi mahal kalau dipakai berhidro
5. Air tanah / sumur (ppm 100 - 300)
6. Air PDAM yg dianginkan selama seminggu.
Terakhir saya mau tambahkan untuk teman-teman grup Q... seperti yang sudah disampaikan di tutorial sebelumnya , saat ini kita hanya belajar beberapa teknik dasar berhidro.
Selama kita belajar dasar2 berhidro, kami sangat menyarankan untuk tidak berinvestasi berlebihan, termasuk juga investasi alat2 di atas (ph meter dan tds)
Jika nanti Bapak Ibu sudah memiliki PASSION sebagai petani hidroponik, tentunya alat-alat tersebut diperlukan.
Masih ada cara lain yang akan kami ajarkan untuk kita bisa tetap berhidro tanpa harus menggunakan alat2 tersebut terlebih dahulu.
Karena itu... ikuti saja step by step proses pembelajaran yg akan kami diberikan.
Kami pasti akan memberitahukan ada saat yang tepat, bila Bapak Ibu harus mulai berinvestasi seperti contoh alat-alat yang disebutkan di atas.
Demikian tutorial siang ini tentang Air Baku
Komentar
Posting Komentar